Karawang Utara Dilanda Banjir, Ratusan Rumah Terendam

Kabar buruk melanda pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di mana banjir rob akibat air laut pasang signifikan telah merendam ribuan rumah warga di delapan kecamatan. Bencana yang terjadi sejak Jumat (13/12/2024) ini menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu dan menimbulkan kerugian materil yang besar bagi masyarakat pesisir.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, delapan kecamatan terdampak banjir rob meliputi Kecamatan Pakisjaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Kulon, dan Cilamaya Wetan. Sebanyak 1.153 rumah warga dilaporkan terendam air laut dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter hingga satu meter di beberapa lokasi.

Kondisi terparah dialami oleh warga di Kecamatan Tirtajaya dan Cibuaya. Selain merendam rumah, banjir rob juga meluluhlantakkan tambak ikan milik warga yang menjadi sumber mata pencaharian utama. Kerugian para petambak diperkirakan mencapai ratusan hektare tambak yang terendam.

Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui BPBD, telah bergerak cepat melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, juga telah meninjau langsung lokasi banjir rob dan memastikan kesiapan perahu lipat untuk evakuasi warga jika kondisi air semakin tinggi.

Banjir rob yang melanda pesisir utara Karawang ini disebabkan oleh fenomena pasang air laut yang tinggi dan diperparah oleh kondisi cuaca ekstrem. Meskipun menjadi kejadian yang berulang, banjir rob kali ini berdampak sangat luas dan memerlukan penanganan yang lebih serius.

Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah penanganan permanen untuk mengatasi masalah banjir rob di kawasan pesisir Karawang Utara. Pembangunan tanggul penahan air laut yang lebih kuat dan sistem drainase yang memadai menjadi solusi jangka panjang yang mendesak untuk melindungi permukiman dan mata pencaharian warga dari ancaman banjir rob di masa depan.

Banjir rob yang meluas ini juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan sekolah terendam, mengganggu aktivitas belajar mengajar dan mobilitas warga. Pemerintah desa setempat bersama relawan terus berupaya membantu warga, terutama lansia dan anak-anak, untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerugian akibat banjir rob ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan belum surutnya air laut pasang.