Miris, Sepasang Lansia Harus Tinggali Gubuk Reyot di Tengah Keterbatasan Cianjur

Kisah memilukan datang dari Cianjur, Jawa Barat, di mana sepasang lansia terpaksa tinggali gubuk reyot sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan. Di usia senja mereka, seharusnya menikmati hari-hari dengan tenang dan nyaman, namun keterbatasan ekonomi memaksa mereka untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang sangat memprihatinkan. Keadaan ini mengetuk hati banyak pihak dan menyoroti pentingnya perhatian serta uluran tangan bagi mereka yang kurang mampu. Mari kita simak lebih lanjut mengenai kondisi miris sepasang lansia yang harus tinggali gubuk reyot ini.

Pasangan lansia tersebut diketahui bernama Kakek Usman (78 tahun) dan Nenek Fatimah (72 tahun). Mereka tinggali gubuk reyot berukuran sekitar 3×4 meter yang terletak di Kampung Cijedil, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Gubuk yang mereka huni berdinding bilik bambu yang sudah lapuk dan berlubang di sana-sini, serta atap yang bocor di beberapa bagian. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap cuaca buruk, baik saat terik matahari maupun hujan deras. Lantai gubuk yang hanya berupa tanah juga menambah kesulitan hidup mereka, terutama saat malam hari yang dingin.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kakek Usman sudah tidak mampu lagi bekerja karena faktor usia dan kondisi fisik yang lemah. Sementara itu, Nenek Fatimah sesekali membantu tetangga dengan pekerjaan serabutan jika tenaganya masih memungkinkan, namun penghasilannya tentu tidak seberapa dan tidak menentu. Mereka sangat mengandalkan bantuan dari beberapa tetangga yang peduli dan iba dengan kondisi mereka. Menurut keterangan salah seorang tetangga, Ibu Aisyah (45 tahun), yang ditemui pada hari Kamis, 24 April 2025, kondisi Kakek Usman dan Nenek Fatimah sudah berlangsung cukup lama dan semakin memprihatinkan.

Kabar mengenai sepasang lansia yang harus tinggali gubuk reyot ini kemudian sampai kepada perangkat desa setempat. Kepala Desa Sukamulya, Bapak Ahmad Fauzi, S.Pd., yang dikonfirmasi pada Jumat pagi, 25 April 2025, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui kondisi Kakek Usman dan Nenek Fatimah. Pihak desa telah berupaya memberikan bantuan seadanya, namun keterbatasan anggaran membuat bantuan yang diberikan belum maksimal. Beliau juga telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan Dinas Sosial Kabupaten Cianjur untuk mencari solusi yang lebih konkret bagi kondisi kedua lansia tersebut.

Pada hari yang sama, Jumat, 25 April 2025, beberapa perwakilan dari organisasi kemasyarakatan dan relawan juga mendatangi gubuk Kakek Usman dan Nenek Fatimah setelah mendapatkan informasi mengenai kondisi mereka. Bantuan berupa makanan pokok, pakaian layak pakai, dan selimut diserahkan langsung kepada kedua lansia tersebut. Selain itu, beberapa relawan juga berencana untuk menggalang dana dan mencari bantuan lebih lanjut agar Kakek Usman dan Nenek Fatimah dapat memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan manusiawi. Kisah miris sepasang lansia yang harus tinggali gubuk reyot ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kepedulian sosial dan gotong royong dalam membantu sesama yang membutuhkan. Diharapkan, uluran tangan dari berbagai pihak dapat segera meringankan beban hidup Kakek Usman dan Nenek Fatimah.