Dampak dahsyat gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu masih dirasakan oleh ribuan warga. Meskipun bantuan terus berdatangan, masih banyak korban gempa yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Salah satu pemandangan yang menyayat hati adalah sejumlah keluarga korban gempa Cianjur yang terpaksa tinggal dan berlindung di kandang kambing karena rumah mereka hancur dan belum adanya tempat pengungsian yang layak.
Kondisi ini terpantau di Kampung Cijedil, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Menurut keterangan salah seorang korban gempa, Ibu Esah (55 tahun), pada hari Minggu, 20 April 2025, banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan belum mendapatkan tenda pengungsian yang memadai. Dalam situasi mendesak, beberapa keluarga terpaksa memanfaatkan bangunan yang masih berdiri meski tidak layak huni, termasuk kandang kambing milik warga yang selamat.
“Rumah saya rata dengan tanah, tidak ada sisa. Kami sekeluarga terpaksa tidur di kandang kambing punya tetangga yang tidak rusak parah. Bau memang tidak enak, tapi mau bagaimana lagi, yang penting ada tempat berlindung dari hujan dan dingin,” ujar Ibu Esah dengan nada sedih.
Kandang kambing yang menjadi tempat berlindung sementara bagi para korban gempa ini tentu jauh dari kata layak. Selain sempit dan tidak bersih, kondisi sanitasi yang buruk juga mengancam kesehatan para pengungsi, terutama anak-anak dan lansia. Mereka sangat rentan terhadap penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
Kepala Desa Nagrak, Bapak Rahmat Hidayat, membenarkan kondisi sulit yang dialami sebagian warganya. “Memang benar, masih banyak warga kami yang tinggal di tempat-tempat yang tidak layak, termasuk kandang ternak. Bantuan tenda dan hunian sementara masih sangat terbatas. Kami terus berupaya berkoordinasi dengan pihak terkait agar bantuan segera merata,” jelas Bapak Rahmat saat ditemui di posko pengungsian desa pada hari Minggu siang.
Pihak BPBD Kabupaten Cianjur, melalui Koordinator Lapangan, Bapak Deden Suhendar, mengakui adanya kendala dalam pendistribusian bantuan dan penyediaan tempat pengungsian yang layak bagi seluruh korban gempa. “Kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Namun, memang ada keterbatasan sumber daya dan akses ke beberapa wilayah yang sulit dijangkau. Kami mohon kesabaran dan pengertian dari para korban,” tutur Bapak Deden.
Kisah pilu para korban gempa di Cianjur yang terpaksa tinggal di kandang kambing ini menjadi gambaran betapa besar dampak dari bencana alam. Uluran tangan dan perhatian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk meringankan beban mereka dan memastikan mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak serta bantuan yang memadai. Pemerintah dan organisasi kemanusiaan diharapkan dapat segera mempercepat penyaluran bantuan dan pembangunan hunian sementara agar para korban dapat segera keluar dari kondisi yang memprihatinkan ini.